FALL
IN LOVE
Part
1
oleh
Afifa Nursari
Jatuh cinta??? Yup!
Sebuah kata yang tidak terdengar asing lagi di telinga kita. Itu adalah hal
yang aku rasakan belakangan ini. Rasanya seperti... entahlah. Intinya tidak
bisa diungkapkan menggunakan kata-kata. Untuk anak remaja yang sedang mengalami
pubertas, jatuh cinta memang sudah sewajarnya terjadi. Biasanya mereka saling
menyukai lawan jenis yang usianya hampir setara. Tetapi bagaimana jika seorang
anak remaja menyukai kakak kelasnya dan di dalam sekolah itu berlaku hukum
“senioritas” atau antara junior dan senior ada sebuah jurang yang memisahkan?
Inilah yang aku alami sekarang.
Perkenalkan namaku
Shifa Nabila. Seorang anak remaja yang berusia sekitar lima belas tahun. Aku
bersekolah di SMAN Nusa Bangsa Semarang. Saat ini aku benar-benar sedang
mengalami yang namanya fall in love atau
dalam bahasa Indonesia biasa disebut jatuh cinta. Ya! Aku jatuh cinta dengan
kakak kelasku! Seseorang yang tergolong orang yang mempunyai peran penting di
dalam sekolah. Dia adalah salah seorang anggota OSIS, pengurus aktif organisasi
ROHIS, dan satu lagi yang tidak kalah pentingnya yaitu ketua organisasi Senior.
Untuk menjadi anggota
organisasi Senior sangatlah sulit. Setiap orang yang ingin menjadi anggota
Senior harus melewati berbagai tes, misalnya tes fisik, tes mental, tes
wawancara, tes pidato, tes pengetahuan umum, serta untuk menjadi ketua Senior
harus melewati tes penguasaan materi seluruh ekstrakurikuler wajib yang ada
disekolah, seperti Paskibra, LKS, dan Pramuka. Untuk menjadi anggota organisasi
Senior saja sangatlah susah apalagi menjadi ketua Senior.
Namanya Adrian Julian.
Secara fisik tubuhnya memang mengagumkan. Memiliki tubuh yang tinggi, mempunyai
kulit yang berwarna cokelat kekuningan, serta memakai kacamata dengan frame yang berwarna hitam. Karena
jabatannya sebagai ketua Senior, jelas dia banyak dikenal orang. Mungkin
seluruh warga sekolah mengenalnya. Selain mempunyai fisik yang bagus serta
jabatan yang penting tidak heran jika banyak adik kelas yang mengaguminya.
Sedangkan aku hanya
salah satu siswi biasa yang tidak tergabung dalam satu organisasi pun. Peluang
kak Adrian untuk sekedar hanya mengetahui namaku sangatlah kecil. Jangankan
untuk mengetahui namaku, sekedar memberikan mention
disalah satu tweet-nya saja sangat
jarang dia memberikan mention balik.
Harapan hanyalah sebuah harapan. Tapi entah mengapa, seperti ada sebuah cahaya
yang mengajakku untuk selalu berusaha agar aku bisa mengenal lebih dekat lagi
sosok kak Adrian atau sebaliknya.
Berbagai usaha aku
lakukan untuk mengetahui lebih lanjut tentang kak Adrian. Usaha yang aku
lakukan, seperti selalu membuka akun Facebook,
Twitter, Instagram, personal message akun
BlackBerry Messenger miliknya. Atau pada zaman sekarang lebih tepat
dikatakan stalker. Beruntung pada salah satu akun media sosial, akun milikku
dikonfirmasi balik dengannya.
Selain itu kelasku
dengan kelas kak Adrian hanya diapit oleh satu kelas. Jadi, aku memiliki banyak
kesempatan untuk mencuri pandangan dengan kak Adrian. Selain itu, kadang-kadang
kak Adrian juga sering lewat di depan koridor kelasku. Pada suatu hari, tanpa
disengaja ketika aku sedang berjalan menuju tengan lapangan upacara, tiba-tiba
tanpa disadari ternyata kak Adrian sedang berjalan dengan arah berlawanan. Yup!
Tepat sekali. Akhirnya kami berdua saling bertabrakan.
Oh, this is a sweet moment for me. Sontak
aku kaget karena menabrak orang.
Seketika aku langsung
menjawab, “Ummm... maaf, kak”.
Ketika aku mengangkat
kepala ternyata orang yang aku tabrak adalah orang yang aku kagumi selama ini.
Kak Adrian membalasnya
dengan sebuah senyuman yang sangat manis menurutku lalu menjawab, “Iya, nggak
apa-apa. Kakak juga salah, tadi kakak jalannya tidak melihat ke arah depan”.
“Eh, iya kak. Kalo
begitu aku duluan ya, kak.” balasku.
Sungguh ini adalah unforgettable moment in my life.
Ingin tahu lanjutan kisahnya??? Tunggu kisah
selanjutnya ya! ☺☺
Note
: Based on the true story of someone
Label: Cerpen
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda